Critical Review of Journal

Judul : Membangun Sistem Komunikasi Indonesia Yang Kolektif Lewat Media Tradisonal
Pengarang : Mutiah
Sumber : The Journal of Society & Media 2017, Vol. 1(2) 75-85
Reviewer : Davina Mellysa
NIM : 2102056026

Sistem komunikasi Indonesia dapat diartikan sebagai satu kesatuan atau susunan kompleks elemen-elemen sistem komunikasi dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setiap kepemimpinan di tanah air memiliki corak sistem komunikasi tersendiri. Namun era yang paling melekat pada perkembang sistem komunikasi ialah pada masa Soeharto. Perkembangan komunikasi di Indonesia sendiri dipengaruhi oleh media digital yang sebelumnya tertutup kini menjadi lebih terbuka, tentunya disertai dengan hal-hal positif dan negatif dari media itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Mutiah ini sudah cukup mencakup pada tema yang ia kaji, yakni Sistem Komunikasi Indonesia lewat Media Tradisional. Dari hasil penelitian yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara kepada sumber, Peneliti menjelaskan dan menggambarkan media masyarakat yang digunakan warga dari lokasi tempat peneliti meneliti kajiannya, yakni beberapa daerah di Jawa Timur.

Sebelum memasuki pembahasan, peneliti mengambil latar belakang peristiwa pembubaran yang diduga dilakukan banser NU terhadap Takbliq Akbar di Masjid Shalahuddin dan pembubaran ritual Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Budaya Sabuga Bandung. Peneliti menilai, kedua peristiwa diatas menggambarkan bergesernya nilai-nilai budaya kolektif dalam masyarakat kita. Dalam konteks komunikasi sendiri, dapat dikatakan sebagai perilaku simbolik bermakna negatif yang mengarah pada tindakan orang/kelompok tertentu secara sepihak.

Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat mulai aktif menggunakan media digital. Bahkan sudah merambah ke desa-desa melalui program pemerintah, internet masuk desa tahun 2015 sampai sekarang. Kondisi Sistem Komunikasi Indonesia bergeser ke budaya digital, bahkan pemerintah pun memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media untuk melayani masyarakat. Akan tetapi, peneliti tidak memberikan gambaran terkait perkembangan zaman yang menyebabkan media selalu mengalami perubahan digital. Seharusnya peneliti memberikan perbandingan terkait media tradisional dan modern.

Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa Media Tradisional yang dikaji oleh peneliti, menimbulkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui keberagaman media yang digunakan sebagai alat berkomunikasi masyarakat. Media tradisional tidak bisa dilepaskan dari seni tradisional, karena lewat seni tradisional lah bentuk komunikasi kolektif bermula. Folklor merupakan kegiatan yang menggali cerita-cerita rakyat yang akhirnya membentuk media tradisional sehingga diketahui bahwa, media tradisional dahulu kala dijadikan sebagai alat pengendali sosial untuk mencegah masyarakat melakukan hal-hal buruk. Dalam kajiannya, peneliti menggambarkan secara jelas bagaimana komunikasi kolektif lewat media tradisional di Dusun Durbug, Desa Batangan, Tanah Merah Bangkalan, Madura terlaksana. Meskipun bisa dibilang cukup modern, mereka masih mempertahankan media komunikasi tradisional yang ada seperti kentongan untuk memberitahukan keadaan darurat, kegiatan musyawarah juga masih diadakan rutin dan juga festival-festival yang diadakan pun memiliki media tradisional yang mampu menghadirkan khalayak yang banyak.

 

Kesimpulan

Dengan adanya jurnal ini, dapat kita ketahui bahwa media digital mungkin mempengaruhi Sistem Komunikasi Indonesia. Tetapi, media tradisional tidak akan lepas dari Sistem Komunikasi Indonesia karena hal tersebut terus menerus diwariskan secara turun temurun oleh masyarakatnya. Media-media tradisional yang dianggap sifatnya menghibur, nyatanya bisa efektif menyampaikan pesan-pesan luhur budaya, pendidikan dan pembangunan.

 Media tradisional seperti yang disebutkan dalam jurnal seperti musyawarah memang telah dilakukankan dari zaman dahulu, contohnya perumusan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun media digital merajalela, tetapi musyarawah tetap dianggap sebagai komunikasi yang efektif dalam menentukan dan memutuskan sebuah tujuan yang ingin dicapai. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat ditengah arus modern sekalipun masih membutuhkan media tradisional sebagai wadah berinteraksi sebagai masyarakat yang kolektivis. Sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia, tidak hanya pemerintah, masyarakat pun terlebih pemuda-pemudinya harus turut melestarikan media-media tradisional meskipun saat ini kita berada di era digitalisasi. 

Daftar Pustaka

Herman. (2017). Sistem Komunikasi Indonesia – Pengertian, Ruang Lingkup, dan Hubungannya, https://pakarkomunikasi.com/sistem-komunikasi-indonesia, diakses pada 19 Maret 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Find Your Style With Rucas!

Sudahkah Unmul Menjadi Kampus Ramah Perempuan?