Critical Review of Journal
Sistem komunikasi
Indonesia dapat diartikan sebagai satu kesatuan atau susunan kompleks
elemen-elemen sistem komunikasi dalam lingkup Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Setiap kepemimpinan di tanah air memiliki corak sistem
komunikasi tersendiri. Namun era yang paling melekat pada perkembang sistem komunikasi
ialah pada masa Soeharto. Perkembangan komunikasi di Indonesia sendiri dipengaruhi
oleh media digital yang sebelumnya tertutup kini menjadi lebih terbuka,
tentunya disertai dengan hal-hal positif dan negatif dari media itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan
oleh Mutiah ini sudah cukup mencakup pada tema yang ia kaji, yakni Sistem
Komunikasi Indonesia lewat Media Tradisional. Dari hasil penelitian yang dikumpulkan
melalui observasi dan wawancara kepada sumber, Peneliti menjelaskan dan
menggambarkan media masyarakat yang digunakan warga dari lokasi tempat peneliti
meneliti kajiannya, yakni beberapa daerah di Jawa Timur.
Sebelum memasuki
pembahasan, peneliti mengambil latar belakang peristiwa pembubaran
yang diduga dilakukan banser NU terhadap Takbliq Akbar di Masjid Shalahuddin
dan pembubaran ritual Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Budaya Sabuga
Bandung. Peneliti menilai, kedua peristiwa diatas menggambarkan bergesernya
nilai-nilai budaya kolektif dalam masyarakat kita. Dalam konteks komunikasi
sendiri, dapat dikatakan sebagai perilaku simbolik bermakna negatif yang
mengarah pada tindakan orang/kelompok tertentu secara sepihak.
Seiring
dengan berjalannya waktu, masyarakat mulai aktif menggunakan media digital. Bahkan
sudah merambah ke desa-desa melalui program pemerintah, internet masuk desa
tahun 2015 sampai sekarang. Kondisi Sistem Komunikasi Indonesia bergeser ke
budaya digital, bahkan pemerintah pun memanfaatkan media sosial sebagai salah
satu media untuk melayani masyarakat. Akan tetapi, peneliti tidak memberikan
gambaran terkait perkembangan zaman yang menyebabkan media selalu mengalami
perubahan digital. Seharusnya peneliti memberikan perbandingan terkait media
tradisional dan modern.
Dalam jurnal ini
menunjukkan bahwa Media Tradisional yang dikaji oleh peneliti, menimbulkan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia melalui keberagaman media yang digunakan sebagai
alat berkomunikasi masyarakat. Media tradisional tidak bisa dilepaskan dari
seni tradisional, karena lewat seni tradisional lah bentuk komunikasi kolektif
bermula. Folklor merupakan kegiatan yang menggali cerita-cerita rakyat yang
akhirnya membentuk media tradisional sehingga diketahui bahwa, media tradisional
dahulu kala dijadikan sebagai alat pengendali sosial untuk mencegah masyarakat
melakukan hal-hal buruk. Dalam kajiannya, peneliti menggambarkan secara jelas bagaimana
komunikasi kolektif lewat media tradisional di Dusun Durbug, Desa
Batangan, Tanah Merah Bangkalan, Madura terlaksana. Meskipun bisa dibilang cukup modern, mereka
masih mempertahankan media komunikasi tradisional yang ada seperti kentongan
untuk memberitahukan keadaan darurat, kegiatan musyawarah juga masih diadakan rutin
dan juga festival-festival yang diadakan pun memiliki media tradisional yang
mampu menghadirkan khalayak yang banyak.
Kesimpulan
Dengan adanya jurnal
ini, dapat kita ketahui bahwa media digital mungkin mempengaruhi Sistem Komunikasi
Indonesia. Tetapi, media tradisional tidak akan lepas dari Sistem Komunikasi
Indonesia karena hal tersebut terus menerus diwariskan secara turun temurun
oleh masyarakatnya. Media-media tradisional yang dianggap sifatnya menghibur,
nyatanya bisa efektif menyampaikan pesan-pesan luhur budaya, pendidikan dan
pembangunan.
Media tradisional seperti yang disebutkan dalam jurnal seperti musyawarah memang telah dilakukankan dari zaman dahulu, contohnya perumusan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun media digital merajalela, tetapi musyarawah tetap dianggap sebagai komunikasi yang efektif dalam menentukan dan memutuskan sebuah tujuan yang ingin dicapai. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat ditengah arus modern sekalipun masih membutuhkan media tradisional sebagai wadah berinteraksi sebagai masyarakat yang kolektivis. Sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia, tidak hanya pemerintah, masyarakat pun terlebih pemuda-pemudinya harus turut melestarikan media-media tradisional meskipun saat ini kita berada di era digitalisasi.
Daftar Pustaka
Herman. (2017). Sistem Komunikasi Indonesia – Pengertian, Ruang Lingkup, dan Hubungannya, https://pakarkomunikasi.com/sistem-komunikasi-indonesia, diakses pada 19 Maret 2022
Komentar
Posting Komentar